Tidak terasa Ujian
Nasional (UN) sudah berakhir dan pengumuman kelulusan siswa akan segera dimulai,
di tahun 2015 ini Ujian Nasional tidak merupakan momok lagi bagi siswa karena UN
sudah tidak menjadi penentu kelulusan seorang siswa, karena nasib lulus dan
tidaknya seorang siswa sudah berada kembali di tangan sekolah yang artinya
bahwa sekolahlah yang berhak meluluskan siswa berdasarkan nilai Ujian Sekolah/Madrasah
yang telah ditetapkan pihak sekolah dan Nilai sikap yang dirapatkan oleh dewan
pendidik/guru. Sedangkan fungsi Ujian Nasional sebagai bahan pemetaan kualitas
sekolah tersebut di tingkat nasional. Walaupun demikian masih banyak
sekolah/siswa yang tampak begitu mensakralkan UN dibanding tes/ujian lainnya,
misalkan mengadakan do’a bersama menghadirkan kyai dan orangtua untuk
menghadapi UN, banyak pula siswa yang silaturahmi ke guru-gurunya atau datang
ke rumah gurunya saat dia sekolah di tingkat sebelumnya untuk minta do’a restu
agar UN berhasil. Pengkhususan terhadap UN tersebut berbeda dibanding saat
siswa tersebut menghadapi Ujian Sekolah, Ujian Praktek, Ulangan Akhir Semester
yang nyata-nyata sebagai faktor penentu kelulusan siswa, mungkin karena perhelatan
Nasioanl atau juga mungkin masih tahun pertama UN tidak sebagai penentu
kelulusan sehingga program kerja pihak sekolah masih disamakan dengan tahun
sebelumnya saat UN masih sebagai penentu kelulusan. Dan itu tentu saja tidak
ada jeleknya karena do’a ataupun silaturami ke guru itu adalah
perbuatan/kegiatan yang mulia.